MUBA,JEMBATANRAKYAT.ID – Usai melonjak naik, kini Harga Tandan Buah Sawit (TBS) berangsur terjun bebas, hal ini membuat para petani mengeluhkan apa penyebab merosotnya Harga TBS saat ini.
Kabupaten Musi Banyuasin salah satu penyumbang terbesar Penghasil Tandan Buah Sawit (TBS) di provinsi Sumatera Selatan pun ikut merasakan dampak merosotnya harga TBS di Pasaran.
Dikutip dari laman Komoas.com, Penurunan harga TBS kelapa sawit disebabkan karena mengikuti harga patokan dari bursa CIF Rotterdam yang saat ini berada di kisaran 1.440 dollar AS per ton.
Penurunan harga global terjadi akibat kebijakan pengurangan konsumsi sawit oleh India dan China sebesar 4,8 juta ton per tahun. Penyebab lainya, suplai minyak kedelai dari Benua Amerika yang jadi subtitusi CPO juga mengalami kenaikan.
Di Jambi contohnya, harga sawit petani di Jambi terus melorot hingga menyentuh Rp 700 per kilogram. Jatuhnya harga TBS tersebut karena banyak pabrik stop beroperasi menyusul tersendatnya ekspor minyak sawit.
Menanggapi merosotnya harga TBS Kepala Sawit tersebut, salah satu Petani sawit di kabupaten Musi Banyuasin Sobri (42) mengatakan, kebijakan ini sangat-sangat dirasakan dikalangan kami khususnya.
“Beberapa hari terakhir kami melakukan penjualan, menerima Harga sebesar Rp. 800,- (Delapan Ratus Rupiah Per Kilogramnya,” dikatakan Sobri, Sabtu (25/6/2022).
Ia mengeluhkan, akibat dampak ini, tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat. Kita sebagai Petani sawit untuk membeli Kebutuhan Perawatan kebun pun tak cukup.
“Kepada pemerintah, kebijakan tersebut harus segera disiasati, mengingat dampak Ekonomi yang ditimbulkan sangat amat kami rasakan,” cetusnya. (RS1)