Ketum DPP LDII Hadiri Buka Bersama dan Silaturahmi Jurnalis di Sumsel

JEMBATANRAKYAT.ID, PALEMBANG — Dewan Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Sumatera Selatan (DPW LDII Sumsel) menggelar buka puasa bersama dan silahturahim antara LDII dengan Jurnalis di Sumsel, Sabtu (15/4/2023).

Selain buka bersama, kegiatan tersebut juga Diskusi santai dengan Jurnalis Sumsel yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum (Ketum) DPP LDII dan bertemakan “Perkuat Ukhuwah Islamiyah, bersinergi untuk Kebangsaan”.

Bacaan Lainnya

Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, pandangan LDII mengenai Pancasila. Bahwa sila pertama Pancasila, harus menjadi pondasi sekaligus mewarnai empat sila yang lain.

“Dengan sila pertama menjadi pondasi, maka Indonesia tidak akan menjadi negara agama. Negara yang plural dengan dominasi agama tertentu bisa melahirkan konflik berkepanjangan,” ujarnya.

Dengan memahami semangat dan jiwa yang tergali dari sejarah kelahiran Pancasila. Pihaknya juga meyakini sila ketiga Persatuan Indonesia haruslah menjadi bingkai.

“Jadi, apa pun agama yang dipeluk, aktualisasi kemanusiaan yang dilakukan, bentuk demokrasi yang dijalankan, dan model keadilan yang diterapkan, harus tetap dalam bingkai persatuan Indonesia atau NKRI,” imbuhnya.

Menurutnya, jika sila pertama dijadikan sebagai pondasi, sila ketiga sebagai bingkai, sila kelima sebagai tujuan.

“Maka sila kedua dan keempat sebagai semangat dan cara untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Ia menerangkan, bangsa Indonesia tanpa Pancasila akan rapuh karena tidak punya pondasi yang kuat. Akan bercerai-berai karena tidak ada bingkai yang jelas. Akan kehilangan arah karena tidak punya tujuan yang jelas.

“Akan menjadi tidak beradab, karena kehilangan semangat kemanusiaan dan kebersamaan,” terangnya.

Selanjutnya, terkait kontribusi, Chriswanto mengungkapkan, LDII mengimplementasikan “8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa”, yang dicanangkan sejak tahun 2006.

“Yakni, bidang kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan alami, teknologi digital, ekonomi syariah, ketahanan pangan, lingkungan hidup, dan energi baru terbarukan,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *